Selasa, 20 Desember 2016

Etnosentrisme



ETNOSENTRISME
Ada satu suku eskimo yang menyebut diri mereka suku Inuit yang berarti “penduduk sejati”. Sumner menyebutkan pandangan ini sebagai  etnosentrisme, yang secara formal di definisikan sebagai pandangan ‘bahwa kelompoknya sendiri adalah pusat segalanya dan semua kelompok yang lain dibandingkan dan nilai sesuai dengan setandar kelompok’. Dengan kata lain etnosentrisme adalah kebiasaan setiap kelompok untuk menganggap kebudayaan kelompoknya sebagai kebudayaan yang paling baik. Etnosentrisme memebuat kebudayaan kita sebagai patokan untuk mengukur baik buruknya, tinggi rendahnya dan benar ganjilnya kebbudayaan lain dalam proporsi kemiripannya dengan kebudayaan kita. Sebagaian besar meskipun tidak semuanya, kelompok dalam suatu masyarakat bersifat etnosentrisme. Etnosentrisme adalah suatu tanggapan manusiawi yang universal, yang ditemukan dalam seluruh masyarakat yang dikenal dalam semua kelompok dan praktisnya dalam seluruh individu.
Pengaruh Etnosentrisme
a.       Meningkatkan kesatuan, kesetiaan dan moral kelompok
Kelompok-kelompok etnosentrisme tampak lebih bertahan dari pada kelompok yang bersikap toleran. Etnosentrisme mengukuhkan nasionalisme dan patriolisme. Tanpa etnosentrisme, kesadaran nasional yang penuh semangat mungkin sekali tidak akan terjadi.
b.      Perlindungan terhadap perubahan
Di Negara jepang pada abad ke-19, etnosentrisme telah dipakai untuk menghambat masuknya unsur asing ke dalam kebudayaan. Usaha menghambat perubahan kebudayaan semacam itu tidak pernah seluruhnya berhasil; perubahan terjadi pada bangsa jepang. Karena tidak ada kebudayaan yang sama sekali statis, setiap kebudayaan harus berubah untuk mempertahankan india dari kaum komunis, tetapi india tidak mungkin tetap non komunis bila tidak memodernisasikan teknologinya dan mengendalikan perkembangan penduduk dengan cepat dan perubahan ini dihambat oleh etnosentrisme. Jadi dalam situasi-situasi tertentu, etnosentrisme meningkatkan kestabilan kebudayaan dan kelangsungan hidup kelompok; dalam situasi lain, etnosentrisme meruntuhkan kebudayaan dan memusnahkan kelompok.

Penyebab Munculnya Etnosentrisme di Indonesia
1.      Budaya Politik
Faktor yang mendasar yang menjadi penyebab akan munculnya etnosentrisme ini adalah budaya politik dari masyarakat yang cenderung tradisional serta tidak rasionalis. Budaya politik masyarakat tersebut kita masih tergolong budaya politik subjektif Ikatan emosional serta ikatan-ikatan primordial yang masih cenderung menguasai masyarakat yang ada di Indonesia . Masyarakat terlibat didalam dunia politik yaitu kepentingan mereka yang sangat mementingkan suku, etnis, agama dll. 

2.      Pluralitas Bangsa Indonesia
faktor yang lain , penyebab munculnya masalah etnosentrisme ialah pluralitas Bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras serta golongan. Pluralitas masyarakat Indonesia tersebut tentu melahirkan berbagai persoalan. Pada tiap-tiap suku, agama, ras serta golongan berusaha untuk dapat memperoleh kekuasaan serta juga menguasai yang lain.Masalah kepentingan inilah yang faktor yang banyak memunculkan persoalan-persoalan pada tiap-tiap daerah.
Dampak Positif dan Negatif dari Etnosentrisme 
Dampak positif dari etnosentrisme adalah :
  1. dapat  mempertinggi semangat patriotisme, 
  2. menjaga keutuhan serta juga stabilitas kebudayaan, 
  3. mempertinggi rasa cinta kepada bangsa sendiri.
Sikap etnosentrisme adalah sikap tolak ukur budaya seseorang dengan budayanya .



Dampak Negatif dari etnosentrisme adalah:
  1. Dapat menyebabkan konflik antar suku.
  2. Adanya alirannya politik.
  3. Menghambat proses asimilasi budaya yang berbeda.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar