ETNOSENTRISME
Ada satu suku eskimo yang menyebut
diri mereka suku Inuit yang berarti “penduduk sejati”. Sumner menyebutkan
pandangan ini sebagai etnosentrisme,
yang secara formal di definisikan sebagai pandangan ‘bahwa kelompoknya sendiri
adalah pusat segalanya dan semua kelompok yang lain dibandingkan dan nilai
sesuai dengan setandar kelompok’. Dengan kata lain etnosentrisme adalah
kebiasaan setiap kelompok untuk menganggap kebudayaan kelompoknya sebagai
kebudayaan yang paling baik. Etnosentrisme memebuat kebudayaan kita sebagai
patokan untuk mengukur baik buruknya, tinggi rendahnya dan benar ganjilnya
kebbudayaan lain dalam proporsi kemiripannya dengan kebudayaan kita. Sebagaian
besar meskipun tidak semuanya, kelompok dalam suatu masyarakat bersifat etnosentrisme.
Etnosentrisme adalah suatu tanggapan manusiawi yang universal, yang ditemukan
dalam seluruh masyarakat yang dikenal dalam semua kelompok dan praktisnya dalam
seluruh individu.
Pengaruh Etnosentrisme
a.
Meningkatkan
kesatuan, kesetiaan dan moral kelompok
Kelompok-kelompok
etnosentrisme tampak lebih bertahan dari pada kelompok yang bersikap toleran. Etnosentrisme
mengukuhkan nasionalisme dan patriolisme. Tanpa etnosentrisme, kesadaran
nasional yang penuh semangat mungkin sekali tidak akan terjadi.
b.
Perlindungan
terhadap perubahan
Di Negara jepang pada abad ke-19,
etnosentrisme telah dipakai untuk menghambat masuknya unsur asing ke dalam
kebudayaan. Usaha menghambat perubahan kebudayaan semacam itu tidak pernah
seluruhnya berhasil; perubahan terjadi pada bangsa jepang. Karena tidak ada
kebudayaan yang sama sekali statis, setiap kebudayaan harus berubah untuk
mempertahankan india dari kaum komunis, tetapi india tidak mungkin tetap non
komunis bila tidak memodernisasikan teknologinya dan mengendalikan perkembangan
penduduk dengan cepat dan perubahan ini dihambat oleh etnosentrisme. Jadi dalam
situasi-situasi tertentu, etnosentrisme meningkatkan kestabilan kebudayaan dan
kelangsungan hidup kelompok; dalam situasi lain, etnosentrisme meruntuhkan
kebudayaan dan memusnahkan kelompok.
Penyebab
Munculnya Etnosentrisme di Indonesia
1.
Budaya Politik
Faktor yang mendasar yang menjadi penyebab akan
munculnya etnosentrisme ini adalah budaya politik dari masyarakat yang
cenderung tradisional serta tidak rasionalis. Budaya politik masyarakat
tersebut kita masih tergolong budaya politik subjektif Ikatan emosional serta
ikatan-ikatan primordial yang masih cenderung menguasai masyarakat yang ada di
Indonesia . Masyarakat terlibat didalam dunia politik yaitu kepentingan mereka
yang sangat mementingkan suku, etnis, agama dll.
2.
Pluralitas Bangsa Indonesia
faktor yang lain , penyebab munculnya masalah
etnosentrisme ialah pluralitas Bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia adalah bangsa
yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras serta golongan. Pluralitas
masyarakat Indonesia tersebut tentu melahirkan berbagai persoalan. Pada
tiap-tiap suku, agama, ras serta golongan berusaha untuk dapat memperoleh
kekuasaan serta juga menguasai yang lain.Masalah kepentingan inilah yang faktor
yang banyak memunculkan persoalan-persoalan pada tiap-tiap daerah.
Dampak Positif
dan Negatif dari Etnosentrisme
Dampak positif dari etnosentrisme adalah :
- dapat mempertinggi semangat patriotisme,
- menjaga keutuhan serta juga stabilitas kebudayaan,
- mempertinggi rasa cinta kepada bangsa sendiri.
Sikap etnosentrisme adalah sikap tolak ukur
budaya seseorang dengan budayanya .
Dampak Negatif dari etnosentrisme adalah:
- Dapat menyebabkan konflik antar suku.
- Adanya alirannya politik.
- Menghambat proses asimilasi budaya yang berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar