- Macam-macam Asas Pendidikan
- Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai asas pertama, Tut Wuri Handayani merupakan inti dari sitem
Among perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini
kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan
dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarsa Sung Sung Tulada dan Ing Madya
Mangun Karsa.
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
- Ing Ngarsa Sung Tulada ( jika di depan menjadi contoh).
- Ing Madya Mangun Karsa (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan membangkitkan semangat).
- Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan/mengikuti dengan awas).
- Asas Belajar Sepanjang Hayat
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut
pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long
education). Kurikulum yang dapat meracang dan diimplementasikan dengan
memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.
- Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan.
- Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
- Asas Kemandirian dalam Belajar
Baik asas tut wuri handayani maupun belajar sepanjang hayat secara
langsung erat kaitannya dengan asas kemandirian dalam belajar. Asas tut wuri handayani pada prinsipnya bertolak dari asumsi kemampuan siswa untuk mandiri, termasuk mandiri dalam belajar.
Selanjutnya, asas belajar sepanjang hayat hanya dapat
diwujudkan apa bila didasarkan pada asumsi bahwa peserta didik mau dan
mampu mandiri dalam belajar, karena adalah tidak mungkin seseorang
belajar sepanjang hayatnya apabila selalu tergantung dari bantuan guru
ataupun orang lain.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan mampu menempatkan guru
dalam peran utama sebagai fasilitator dan motivator, disamping
peran-peran lain: informator, organisator dan sebagainya. Sebagai
fasilitator guru diharapkan menyediakan dan mengatur berbagai sumber
belajar sedemikian sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan
sumber-sumber tersebut. Sedangkan sebagai motivator, guru mengupayakan
timbulnya prakarsa peserta didik untuk memanfaatkan sumber belajar itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar