3 Pendidikan IPS di Era Globalisasi
Indonesia
memerlukan sumber daya manusia yang unggul sebagai model pertma dalam
pembangunan untuk memenuhi sumber daya tersebut pendidikan memiliki peran yang
sangat penting. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan
pendidikan. Suatu usaha pendidikan menyangkut 3 unsur pokok, yaitu input,
proses, dan output. Input pendidikan adalah peserta didik dengan berbagai
ciri-ciri yang ada pada peserta didik. Proses pendidikan terkaitan berbagai hal
seperti pendidik, kurikulum, gedung, buku, metode mengajar. Output atau hasil
pendidikan dapt berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan ( Widiyarti &
Suranto, t.t., hal. 1 ).
Pendidikan IPS
pada era globalisasi sangat dibutuhkan. Kajian ips yang merupakan pengembangan
potensi jati diri sebagai mahkluk sosial yang harus memiliki kecakapan
berfikir, kecakapan akademi, kecakapan sosial. Globalisasi menyangkut suatu
kesadaran baru mengenai dunia sebagai satu kesatuan interaksi dan saling
ketergantungan yang semakin besar dalam era baru yang perlu di jawab dengan
tepat. Sementara kemampuan bersaing penduduk indonesia dalam menghadapi era
globalisasi masih sangat lemah dibandingkan dengan negara lain. Hal ini di
sebabkan karna masih lemahnya kualitas sumber daya manusia yang ada. Sebagai
contoh tenga kerja indonesia maupun tenaga kerja wanita yang dikirim ke luar
negri hanya di posisikan sebagai tenaga buruh, seperti pembantu rumah tangga,
perawat, buruh perkebunan, buruh bangunan, sopir dan tenaga kasar lainnya.
Sedangkan tenaga asing yang bekerja di indonesia justru sebaliknnya, meraka
adalah kalangan pengusaha, investor profesional tenga ahli, dan pemilik
perusahaan. Para pekerja yang dikirm keluar negri kebanyakan tidak memiliki
keterampilan atau minim dalam penguasaan ilmu pengetahuan serta rendahnnya
penguasaan kemampuan bahasa asing, terutama bahasa inggris. Inilah kendala yang
sering kali orang indonesia serasakan seajak adanya pengiriman tenaga kerja
keluar negri hingga sekarang hingga sekarang telah memasuki era globalisasi.
Rendahnnya
kualitas tenaga kerja di indonesia berkaitan erat dengan rendahnnya pendidikan
yang di peroleh. Sistem pendidikan yang telah dirancang sedemikian rupa dalam
teori belum bisa menjawab tantangan zaman dalam praktiknya. Adannya keinginan
untuk bersaing dengan bangsa lain dalama memperebutkan lapangan kerja harus
dimulai terlebih dahulu dalam pembaharuan pendidikan, trutama secara prakttik.
Pendidikan harus benar-benar di berdayakan oleh semua pihak sehingga ke depan
mampu memberdyakan masyarakat secara luas. Masyarakat yang terbedayakan oleh
sitem pendidikan nasional di harapan kan akan memiliki keunggulan komparatif dn
kompotitf dalam konteks persaingan global.
Konsekuensi
dari penjelasan di atas bahwa pendidikan harus di konseptualisas kan sebagai
suatu usaha dan proses pemberdayaan yang benar-benar harus di sadari secara
kolektif, baik oleh individu, keluarga, masyarakat, serta oleh pemerintah.
Pendidikan sebagai investasi masa depan bangsa yang menjadi dasar kualitas
sumber daya manusia yang unggul yang harus ula diiringi muaralitas yang tinggi
dan integritas kebangsaan yang kuat, tidak korup, jujur, kreatif, dan memiliki
visi kedapan yang diasumsikan akan mampercapat bangsa ini keluar dari krisis
yang berlarut-larut. Sebagai perbandingan, negara-negara seperti Malaysia,
Thailand, Filipina, mereka mengalami kemajuan yang pesat dalam upaya keluar
dari krisis seperti yang dialami Indonesia. Negara-negara tersebut dahulu
berada di bawah Indonesia, kualitas sumber daya manusianya, akan tetapi saat
ini mereka dapat menjadi negara yang bangkit dari masalah dalam negerina.
Contohnya Malaysia dapat memulihkan kondisi ekonomi tanpa bantuan dari IMF.
Era globalisasi
sebenarnya justru membutuhkan pendidikan IPS lebih tinggi dibanding sebelumnya.
Dengan adanya pendidikan IPS dapat menjawab tantangan yang ada dan muncul diera
globalisasi. Begitu lengkapnya kajian IPS dengan semua rumpun keilmuannya jika
betul-betul dipahami dan dilaksanakan akan dapat dilaksanakan akan dapat
memunculkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang terkemuka. Selain Indonesia
memiliki wilayah yang luas., alam yang kaya, juga penduduk yang banyak,
sebetulnya semua bisa menjadi modal untuk menjadi pemimpin dunia. Hanya saja,
jika bangsa Indonesia sudah kurang
perduli terhadap masalah bangsanya, maka dengan mudah penjajahan bentuk baru
akan ada dan bertahan dibumi Indonesia. Giddnes (2000) yang dikutip Tim
Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI (2009:71) mengatakan bahwa “kita tidak akan
pernah mampu menjadi penguasa sejarah kita sendiri, tetapi kita dapat dan harus
mencari cara untuk membuat dunai yang tak terkendali ini menjadi terkendali”.
Pendidikan IPS
adalah seleksi dan rekontruksi dari disiplin ilmu pendidikan dan disiplin
ilmu-ilmu sosial, humaniora, yang diorganisir dan disajikan secara psikologis
dan ilmiah untuk tujuan pendidiakn (Somantri, 2001, hal. 191). Jati diri IPS
ini perlu ditegaskan berulang-ulang agar selalu mengingatkan kita bahwa
pendidikan IPS tidak mungkin bisa berdiri sendiri. IPS merupakan mitra bagi
ilmu-ilmu lainnya. Pendidikan IPS berusaha mengorganisasikan dan mengembangkan
substansi ilmu-ilmu sosial secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan. Pendidikan IPS mempunyai peran yang penting dalam membangun
identitas nasional untuk menjadikan peserta didik kreatif, mampu memecahkan
masalah diri dan lingkungannya, serta menjadi warga negara yang baik dan
bermoral. Untuk menghadapi tantangan dan dinamika masyarakat dan globalisasi,
maka perlu konsolidasi kurikulum yang meliputi:
(a)
Penetrasi
jati diri pendidikan IPS ke dalam primary structure, (b) Mata kuliah yang tidak
begitu penting penting disederhanakan
dan menampilkan pendidikan global, (c) semua mata kuliah disiplin ilmu
diperkuat sehingga setaraf dengan mata kuliah di universitas untuk mendukung
primary structure, (d) diadakan mata kuliah yang berorientasi pada bisnis dan
bahasa asing; (e) perlu ada monitoring yang intensif terhadap perkembangan
pembangunan nasional, globalisasi sebagai bahan untuk memperkaya kurikulum
FPIPS dengan sebagai bahan untuk memperkaya kurikulum FPIPS dengan pengetahuan
fungsional (functional knowledge) (Somantri, 2001, hal.190).
Di tengah iklim
globalisasi, pendidiakn IPS tetap diperlukan, baik sebagai penopang identitas
nasional maupun pemecahan masalah lokal, regional, nasional, dan global.
Masalah akn selalu ada, dalam mengatasi segala kendala yang muncul diera
globalisasi dibutuhkan keterlibatan semua pihak. Masalah dalam pendidikan IPS,
baik dari kurikulum, pengembangan perguruan tinggi, kemampuan guru dalam
pembelajaran, kebijakan pemerintah, peran masyarakat itu sendiri harus bekerja
sinergis, karena hasil yang akan diperoleh, juga akan menjadi buah yang manis
yang bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar