Selasa, 20 Desember 2016

Pendidikan IPS di Era Globalisasi



3 Pendidikan IPS di Era Globalisasi

Indonesia memerlukan sumber daya manusia yang unggul sebagai model pertma dalam pembangunan untuk memenuhi sumber daya tersebut pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Suatu usaha pendidikan menyangkut 3 unsur pokok, yaitu input, proses, dan output. Input pendidikan adalah peserta didik dengan berbagai ciri-ciri yang ada pada peserta didik. Proses pendidikan terkaitan berbagai hal seperti pendidik, kurikulum, gedung, buku, metode mengajar. Output atau hasil pendidikan dapt berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan ( Widiyarti & Suranto, t.t., hal. 1 ).
Pendidikan IPS pada era globalisasi sangat dibutuhkan. Kajian ips yang merupakan pengembangan potensi jati diri sebagai mahkluk sosial yang harus memiliki kecakapan berfikir, kecakapan akademi, kecakapan sosial. Globalisasi menyangkut suatu kesadaran baru mengenai dunia sebagai satu kesatuan interaksi dan saling ketergantungan yang semakin besar dalam era baru yang perlu di jawab dengan tepat. Sementara kemampuan bersaing penduduk indonesia dalam menghadapi era globalisasi masih sangat lemah dibandingkan dengan negara lain. Hal ini di sebabkan karna masih lemahnya kualitas sumber daya manusia yang ada. Sebagai contoh tenga kerja indonesia maupun tenaga kerja wanita yang dikirim ke luar negri hanya di posisikan sebagai tenaga buruh, seperti pembantu rumah tangga, perawat, buruh perkebunan, buruh bangunan, sopir dan tenaga kasar lainnya. Sedangkan tenaga asing yang bekerja di indonesia justru sebaliknnya, meraka adalah kalangan pengusaha, investor profesional tenga ahli, dan pemilik perusahaan. Para pekerja yang dikirm keluar negri kebanyakan tidak memiliki keterampilan atau minim dalam penguasaan ilmu pengetahuan serta rendahnnya penguasaan kemampuan bahasa asing, terutama bahasa inggris. Inilah kendala yang sering kali orang indonesia serasakan seajak adanya pengiriman tenaga kerja keluar negri hingga sekarang hingga sekarang telah memasuki era globalisasi.
           Rendahnnya kualitas tenaga kerja di indonesia berkaitan erat dengan rendahnnya pendidikan yang di peroleh. Sistem pendidikan yang telah dirancang sedemikian rupa dalam teori belum bisa menjawab tantangan zaman dalam praktiknya. Adannya keinginan untuk bersaing dengan bangsa lain dalama memperebutkan lapangan kerja harus dimulai terlebih dahulu dalam pembaharuan pendidikan, trutama secara prakttik. Pendidikan harus benar-benar di berdayakan oleh semua pihak sehingga ke depan mampu memberdyakan masyarakat secara luas. Masyarakat yang terbedayakan oleh sitem pendidikan nasional di harapan kan akan memiliki keunggulan komparatif dn kompotitf dalam konteks persaingan global.
            Konsekuensi dari penjelasan di atas bahwa pendidikan harus di konseptualisas kan sebagai suatu usaha dan proses pemberdayaan yang benar-benar harus di sadari secara kolektif, baik oleh individu, keluarga, masyarakat, serta oleh pemerintah. Pendidikan sebagai investasi masa depan bangsa yang menjadi dasar kualitas sumber daya manusia yang unggul yang harus ula diiringi muaralitas yang tinggi dan integritas kebangsaan yang kuat, tidak korup, jujur, kreatif, dan memiliki visi kedapan yang diasumsikan akan mampercapat bangsa ini keluar dari krisis yang berlarut-larut. Sebagai perbandingan, negara-negara seperti Malaysia, Thailand, Filipina, mereka mengalami kemajuan yang pesat dalam upaya keluar dari krisis seperti yang dialami Indonesia. Negara-negara tersebut dahulu berada di bawah Indonesia, kualitas sumber daya manusianya, akan tetapi saat ini mereka dapat menjadi negara yang bangkit dari masalah dalam negerina. Contohnya Malaysia dapat memulihkan kondisi ekonomi tanpa bantuan dari IMF.
Era globalisasi sebenarnya justru membutuhkan pendidikan IPS lebih tinggi dibanding sebelumnya. Dengan adanya pendidikan IPS dapat menjawab tantangan yang ada dan muncul diera globalisasi. Begitu lengkapnya kajian IPS dengan semua rumpun keilmuannya jika betul-betul dipahami dan dilaksanakan akan dapat dilaksanakan akan dapat memunculkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang terkemuka. Selain Indonesia memiliki wilayah yang luas., alam yang kaya, juga penduduk yang banyak, sebetulnya semua bisa menjadi modal untuk menjadi pemimpin dunia. Hanya saja, jika  bangsa Indonesia sudah kurang perduli terhadap masalah bangsanya, maka dengan mudah penjajahan bentuk baru akan ada dan bertahan dibumi Indonesia. Giddnes (2000) yang dikutip Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI (2009:71) mengatakan bahwa “kita tidak akan pernah mampu menjadi penguasa sejarah kita sendiri, tetapi kita dapat dan harus mencari cara untuk membuat dunai yang tak terkendali ini menjadi terkendali”.
Pendidikan IPS adalah seleksi dan rekontruksi dari disiplin ilmu pendidikan dan disiplin ilmu-ilmu sosial, humaniora, yang diorganisir dan disajikan secara psikologis dan ilmiah untuk tujuan pendidiakn (Somantri, 2001, hal. 191). Jati diri IPS ini perlu ditegaskan berulang-ulang agar selalu mengingatkan kita bahwa pendidikan IPS tidak mungkin bisa berdiri sendiri. IPS merupakan mitra bagi ilmu-ilmu lainnya. Pendidikan IPS berusaha mengorganisasikan dan mengembangkan substansi ilmu-ilmu sosial secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Pendidikan IPS mempunyai peran yang penting dalam membangun identitas nasional untuk menjadikan peserta didik kreatif, mampu memecahkan masalah diri dan lingkungannya, serta menjadi warga negara yang baik dan bermoral. Untuk menghadapi tantangan dan dinamika masyarakat dan globalisasi, maka perlu konsolidasi kurikulum yang meliputi:
(a)    Penetrasi jati diri pendidikan IPS ke dalam primary structure, (b) Mata kuliah yang tidak begitu penting  penting disederhanakan dan menampilkan pendidikan global, (c) semua mata kuliah disiplin ilmu diperkuat sehingga setaraf dengan mata kuliah di universitas untuk mendukung primary structure, (d) diadakan mata kuliah yang berorientasi pada bisnis dan bahasa asing; (e) perlu ada monitoring yang intensif terhadap perkembangan pembangunan nasional, globalisasi sebagai bahan untuk memperkaya kurikulum FPIPS dengan sebagai bahan untuk memperkaya kurikulum FPIPS dengan pengetahuan fungsional (functional knowledge) (Somantri, 2001, hal.190).
Di tengah iklim globalisasi, pendidiakn IPS tetap diperlukan, baik sebagai penopang identitas nasional maupun pemecahan masalah lokal, regional, nasional, dan global. Masalah akn selalu ada, dalam mengatasi segala kendala yang muncul diera globalisasi dibutuhkan keterlibatan semua pihak. Masalah dalam pendidikan IPS, baik dari kurikulum, pengembangan perguruan tinggi, kemampuan guru dalam pembelajaran, kebijakan pemerintah, peran masyarakat itu sendiri harus bekerja sinergis, karena hasil yang akan diperoleh, juga akan menjadi buah yang manis yang bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar