Menurut
Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara
unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan
kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada
dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam
kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah
sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai
dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber
masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya
masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki
kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi
sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Salah
satu dari berbagai masalah yang terjadi di republik Indonesia adalah
kemiskinan. Kemiskinan yang ada tidak hanya dalam rupa materi, tetapi
juga kemiskinan akan iman, moral, kreativitas, dan sebagainya. Meskipun
demikian, kemiskinan yang paling mencolok dan paling sering diangkat
sebagai topik pembahasan adalah kemiskinan material.
Di
kota-kota besar, dari jendela gedung-gedung bertingkat yang megah dalam
segala kemewahannya, kita dapat memandang deretan perkampungan kumuh di
seberangnya. Sungguh ironis, segala bangunan megah yang tinggi menjulang
berdiri bagaikan sebuah pulau indah di tengah samudra kemiskinan yang
luas.
Kemiskinan
saat ini memang merupakan suatu kendala dalam masyarakat ataupun dalam
ruang lingkup yang lebih luas. Kemiskinan menjadi masalah sosial karena
ketika kemiskinan mulai merabah atau bertambah banyak maka angka
kriminalitas yang ada akan meningkat. Pusaran arus besar pemikiran
sekitar kita saat ini menerjemahkan kemiskinan sebagai pangkal penyebab
masalah sosial dan ekonomi. Bersumber konstruksi ini, penanganan
pengurangan orang miskin berpotensi bersilang jalan. Pada satu kutub
kemiskinan diatasi lewat pemberdayaan –mengasumsikan potensi inheren
orang miskin. Kemiskinan menjadi masalah sosial ketika stratifikasi
dalam masyarakat sudah menciptakan tingkatan atau garis-garis pembatas.
sehingga adanya kejanggalan dalam interaksi antara orang yang berada di
tingkatan yang dibawah dan di atasnya.
Kita
semua menyadari bahwa kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial di
Indonesia yang tidak mudah untuk diatasi. Beragam upaya dan program
dilakukan untuk mengatasinya tetapi masih banyak kita temui permukiman
masyarakat miskin hampir setiap sudut kota. Keluhan yang paling sering
disampaikan mengenai permukiman masyarakat miskin tersebut adalah
rendahnya kualitas lingkungan yang dianggap sebagai bagian kota yang
mesti disingkirkan.
Sadar
bahwa isu kemiskinan merupakan masalah laten yang senantiasa aktual,
pembahasan masalah sosial kemiskinan merupakan upaya positif guna
menghasilkan pendekatan dan strategi yang tepat dalam menanggulangi
masalah krusial yang dihadapi Bangsa Indonesia dewasa ini.
Pengertian
kemiskinan disampaikan oleh beberapa ahli atau lembaga, diantaranya
adalah BAPPENAS (1993) mendefisnisikan keimiskinan sebagai situasi serba
kekurangan yang terjadi bukan karena kehendak oleh si miskin, melainkan
karena keadaan yang tidak dapat dihindari dengan kekuatan yang ada
padanya. Menurut Sorjono Soekanto (1990), mengartikan tentang kemiskinan
sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya
sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu
memanfaatkan tenaga, mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.
Levitan (1980) mengemukakan kemiskinan adalah kekurangan barang-barang
dan pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu standar
hidup yang layak. Faturchman dan Marcelinus Molo (1994) mendefenisikan
bahwa kemiskinan adalah ketidakmampuan individu dan atau rumah tangga
untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Menurut Suparlan (1993) kemiskinan
didefinisikan sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu
adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan
orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam
masyarakat yang bersangkutan. Friedman (1979) mengemukakan kemiskinan
adalah ketidaksamaan kesempatan untuk memformulasikan basis kekuasaan
sosial, yang meliptui : asset (tanah, perumahan, peralatan, kesehatan),
sumber keuangan (pendapatan dan kredit yang memadai), organisiasi sosial
politik yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai kepentingan bersama,
jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan, barang atau jasa,
pengetahuan dan keterampilan yang memadai, dan informasi yang berguna.
Dengan
beberapa pengertian tersebut dapat diambil satu poengertian bahwa
kemiskinan adalah suatu situasi baik yang merupakan proses maupun akibat
dari adanya ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungannya
untuk kebutuhan hidupnya.
Kemiskinan yang terjadi di banyak tempat di Indonesia ini dapat disebabkan oleh beberapa hal,antara lain:
Tingkat pendidikan masyarakat yang rendah
Tingkat pendidikan seseorang dapat memicu terjadinya kemiskinan. Hal ini
karena individu tersebut tidak memiliki pengetahuan atau pendidikan,
keterampilan yang memadai yang dapat digunakan untuk mencari penghasilan
dan dapat menaikkan taraf hidup individu tersebut serta mampu memenuhi
kebutuhannya. Banyak masyarakat Indonesia yang tidak memiliki pendidikan
yang di butuhkan oleh perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja. Dan
pada umumya untuk memperoleh pendapatan yang tinggi diperlukan tingkat
pendidikan yang tinggi pula atau minimal mempunyai memiliki ketrampilan
yang memadai dehingga dapat memp[eroleh pendapatan yang dapat memenuhi
kebutuhan dehari-hari sehingga kemakmuran penduduk dapat terlaksana
dengan baik dan kemiskinan dpat di tanggulangi.
Tingkat kelahiran yang tinggi
Tingkat kelahiran yang
tinggi ini juga dapat memicu terjadinya kemiskinan di Indonesia. Hal ini
disebabkan oleh adanya pengeluaran biaya yang lebih besar, sehingga
dapat dimungkinkan harta kekayaannya lama – lama terkuras. Namun hal ini
berbeda untuk kelompok sosial yang memiliki penghasilan yang cukup
bahkan lebih serta menetap. Mereka menganggap masih mampu menghidupi
anggota kelompoknya. Maka mereka tidak dianggap sebagai kelompok sosial
miskin. Hal ini tampak sebagian besar di kota – kota besar.
Pengaruh lingkungan hidup atau tempat tinggalnya
Lingkungan hidup dapat
mempengaruhi tingkat kemiskinan. Seseorang yang berada di lingkungan
miskin pasti akan ikut terbawa arus kemiskinan. Apalagi individu –
individu dalam kelompok tersebut adalah individu – individu yang tidak
mampu mengurusi dirinya sendiri dan tidak mampu memenuhi kebutuhannya
serta berada dalam gelombang kebodohan.
dengan jelas. Individu yang berasal dari golongan miskin, tidak menutup kemungkinan akan memyebabkan ia ikut miskin.
dengan jelas. Individu yang berasal dari golongan miskin, tidak menutup kemungkinan akan memyebabkan ia ikut miskin.
Kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia di Indonesia
Seperti kita ketahui
lapangan pekerjaan yang terdapat di Indonesia tidak seimbang dengan
jumlah penduduk yang ada dimana lapangan pekerjaan lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah penduduknya. Dengan demikian banyak penduduk
di Indonesia yang tidak memperoleh penghasilan itu menyebabkan
kemiskinan di Indonesia
Tidak meratanya pendapatan penduduk Indonesia
Pendapatan penduduk yang
didapatkan dari hasil pekerjaan yang mereka lakukan relative tidak
dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari sedangkan ada sebagian penduduk di
Indonesia mempunyai pendapatan yang berlebih. Ini yang diusebut tidak
meratanya pendapatan penduduk di Indonesia.
Kurangnya perhatian dari pemerintah
Masalah kemiskinan bisa
dibilang menjadi maslah Negara yang semakin berkembang setiap tahunnya
dan pemerintah sampai sekarang belum mampu mengatasi masalah tersebut.
Kureangnya perhatian pemerintah akan maslah ini mungkin menjadi salah
satu penyebnya.
Hal –
hal lain yang tampak nyata menyebabkan kemiskinan banyak terjadi di kota
– kota besar yaitu antara lain arus urbanisasi. Banyak para urban dari
desa datang ke kota, kebanyakan dari mereka bertujuan mencari pekerjaan.
Namun banyak juga dari mereka gagal mendapatkan pekerjaan, karena
mereka tidak memiliki keahlian atau keterampilan tertentu untuk bekerja
di kota.Dan juga mereka tidak
mempunyai sanak famili yang tinggal di kota. Sehingga hidupnya terkatung
– katung tidak menentu, dan merekapun hidup di tempat yang tidak layak
dihuni. Dan menyebabkan tingkat kemiskinan di kota meningkat, karena
mereka tidak memiliki penghasilan dan tidak dapat memenuhi segala
kebutuhannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar